M
A K A L A H
STRUKTUR
PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1
JARINGAN
TUMBUHAN
OLEH:
KELOMPOK VII
MOH. ADZIM
JUMRA NADILLA
ZAENAB
NI
DEWA AYU PUTU NITA PARWATI
MITRAWATI
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2011
KATA
PENGANTAR
ﺑﺴﻡ ﺍﷲ ﺍﻠﺭّﺣﻤنﺍﻠﺭّﺣﻴﻡ
ﺍﻠﺣﻤﺩ ﷲ ﺍﻟذىﺍﻤﺭﻨﺎﺑﺎ ﻠﺗﻮﺤﻴد ﻮﺍﻠﻌﺑﺎدﺓ
ﺍﻠﺼّﻼﺓ ﻮ ﻠﺼّﻼﻡﻋﻠﻰ ﺮﺴﻮﻞﺍﷲ ﻮﻋﻠﻰﺍﻠﮫ ﻮﺼﺤﺒﮫ ﻮﻤﻥ ﻮﻻﻩ
ﺍﻤّﺎﺒﻌﺪ
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah biologi ini.
Terima
kasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan membimbing dan mengarahkan dalam penulisan
makalah ini.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,khususnya kami sendiri, Amin.
Palu, 06 Maret 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ....................................................................
B.
Rumusan Masalah
...................................................................
C. Tujuan
.....................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Jaringan
Muda (Meristem) .....................................................
1. Promeristem
......................................................................
2. Meristem
Primer ...............................................................
3. Meristem
sekunder ...........................................................
B. Jaringan
Dewasa (Permanen) ................................................
1. Jaringan
dasar (parenkim) ................................................
2. Jaringan
Penyokong .........................................................
a. Kolenkim
....................................................................
b. Sklerenkim
.................................................................
3. Jaringan
Epidermis ...........................................................
4. Jaringan
Pengangkut .........................................................
a. Xilem
..........................................................................
b. Floem
.........................................................................
5. Kambium
..........................................................................
6. Struktur sekresi
................................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................
B. Saran
......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tubuh tumbuhan terdiri atas
kumpulan sel-sel, yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama dan
disebut jaringan. Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun
tubuh tumbuhan yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai
sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang,
karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh
jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan
semua jaringan yng terbentuk disebut jaringan primer.
Semua sel yang menyusun
tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan muda. Pada proses
pencapaian dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah volumenya, tetap[i
strukturnya lebih termodifikasi untuk memenuhu fungsi fisiologis tertentu pada
tumbuhan dewasa.
Modifikasi untuk memiliki
fungsi yang khusus tersebut dinamakan diferensiasi, dan merupakan tahap
pematangan sel.
B
. Rumusan Masalah
1. Terdiri
atas apa saja jaringan tumbuhan?
2. Seperti
apa struktur dan fungsi jaringan tersebut?
C . Tujuan
1. Untuk
mengetahui bentuk, asal, fungsi, dan struktur tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
JARINGAN TUMBUHAN
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel
tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan
pada tumbuhan terdiri atas jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa
(permanen)
A.
Jaringan Muda (Meristem)
Jaringam
meristem adalah
jaringan muda yang terdiri dari sekelompok sel-sel tumbuhan yang aktif
membelah. Ciri-ciri sel yang menyusun jaringan meristem adalah ukuran selnya
kecil,sel berdinding tipis, mempunyai nukleus yang relatif besar,vakuola
berukuran kecil, banyak mengandung sitoplasma, selnya berbentuk kubus.
Sel-sel meristem membelah terus
untuk menghasilkan sel-sel baru, beberapa hasil pembelahan akan tetap berada
dalam jaringan meristem dan disebut sel
inisial atau sel permulaan. Sedangkan sel-sel baru yang digantikan
kedudukannya oleh sel meristem disebut derivatif
atau turunan.
Berdasarkan
letaknya dalam tumbuhan, ada tiga macam meristem, yaitu : meristem apikal,
lateral, dan interkalar.
Meristem
apikal adalah
meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal
selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang
akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal
disebut jaringan primer.
Meristem
interkalar atau
meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer
dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang
rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem interkalar
menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga. Meristem
lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang
menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral
disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem
yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang
yang sejajar dengan akar dan batang.
Sedangkan, dilihat dari asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi
:
1.
Promeristem
Adalah jaringan meristem
yang telah ada ketika tumbuhan masih berada dalam masa embrional.
2.
Meristem Primer
Meristem
Primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem terdapat
misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Daerah meristematik di
belakang promeristem mempunyai 3 jaringan meristem, yaitu : protoderma,
prokambium, dan meristem dasar.
3.
Meristem Sekunder
Meristem Sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa
yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi tetapi menjadi embrional
sejati.
B. Jaringan Dewasa
(Permanen)
Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi.
Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain :
·
Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak
diri.
·
Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding
sel-sel meristem.
·
Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel
sedikit dan merupakan selapuit yang menempel pada dinding sel.
·
Kadang-kadang selnya telah mati.
·
Selnya telah mengalami penebalan dinding
sesuai dengan fungsinya.
·
Di antara sel-selnya, dijumpai ruang-ruang
antar sel.
Jaringan dewasa terdiri dari :
1. Jaringan Parenkim (Jaringan dasar)
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup
yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parrenkim mampu
mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga
berperan penting dalam regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat
bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim
terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah,
dan endosperma biji.
Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim, floem, dan jari-jari empelur.
Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim, floem, dan jari-jari empelur.
Ciri utama sel parenkim adalah
memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami
penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau
memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang
lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
Biasanya terletak di bagian tepi
suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam
selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis.
2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam
tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akaL umbi lapis, akar rimpang
(rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa
gula, tepung, lemak atau protein.
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di
daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan
kaktus dan lidah buaya.
Ruang antar selnva besar, sel- sel
penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai
daun tumbuhan enceng gondok.
2. Jaringan penyokong
Jaringan penyokong atau
jaringan penguat pada tumbuhan terdiri
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel.
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel.
Kolenkim
terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdining
tebal. Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang
sedang tumbuh, pada tumbuhan menerna (herbaceous), dan bahkan pada organ
dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara irreversible
(tidak kambali ke bentuk semula) dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim
dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak dari pada kolenkim
muda.
Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pectin, dan hemiselulosa, tetapi tidak menandung lignin.
Kolenkim terdapat
dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar. Kolenkim berkembang terutama jika
mendapat sinar dan apabila tidak terdapat dalam batang dan daun monkotil yang
sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di
bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan
parenkim diantara epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim berada tepat di bawah
epidermis, serinkali dinding epidermis juga menebal dengan cara yang sama
dengan dinding sel kolenkim. Pada batang, kolenkim terdapat suatu silinder atau
berbentuk pita memanjang (membujur). Pada daun, kolenkim terdapat pada satu
atau kedua sisi tulang daun dan sepanjang tepi daun.
Kolenkim
dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang
tumpang tindih dengan dinding tebal yang tidak berlignin. Kekuatan meregang sel
kolenkim sebanding dengan serabut. Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim
menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding
sekunder yang berlignin. Pada sebagian tumbuhan dikotil, misalnya tangkai dan
batang Medicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis,
kolenkim berubah menjadi sklerenkim.
Tipe-tipe
kolenkim :
Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1.Kolenkim sudut (angular kolenkim) Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya 3 sel atau lebih. Contohnya pada tangkai Rumex, Fitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum, dan Atropa belladonna.
2. Kolenkim lamella (lamellar kolenkim)
Penealan
dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamella
terdapat pada korteks batang Sambucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia
armoracia.
3. Kolenkim lacuna (Lacunar kolenkim)
Penebalan
dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan
ruang antar sel. Kolenkim lacuna tardapat pada tangkai beberapa species
Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan Asclepias.
b.
Jaringan sklerenkim
Jaringan
skelerenkim merupakan jaringan penunjang yang terdapat pada organ tumbuhan yang
telah dewasa. Jaringan ini juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih
dalam. Jaringan sklerenkim terdiri dari sel-sel mati. Dinding sel skelerenkim
sangat tebal, kuat dan mengandung lignin.
Sklerenkim merupakan jaringan
yang sangat bervariasi, namun dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar,
yaitu serabut skelerenkim dan sklereid.
1.
Serabut Sklerenkim ( Sel Serat )
Serabut
skelrenkim merupakan sel-sel yang panjang dan sempit yang berujung runcing. Sel-sel
ini biasanya berkumpul menjadi sebuah jalur panjang, sementara ujung-unjungnya
yang runcing bertumpang tindih dan menyatu dengan kuat. Berdasarkan asal mula
pembentukannya serabut sklerenkim berasal dari sel-sel meristem dan lebih
sering ditemukan pada daerah jaringan pembuluh.
Berdasarkan
letaknya, serabut skelrenkim digolongkan menjadi serabut xiler dan serabut
extraxiler. Serabut xiler merupakan serabut sklerenkim yang terdapat pada
jaringan xilem dan merupakan komponen utama penyusun kayu. Serabut ekstraxiler
merupakan serabut sklerenkim yang terletak diluar jaringan serabut xiler.
2.
Sklereid
Sklereid
merupakan sel-sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat, dan berdinding
keras yang tahan terhadap tekanan. Berdasarkan asal mula pembentukannya. Sklereid
berkembang dari sel parenkim. Sklereid dapat dijumpai dalam keadaan tunggal
atau berkelompok kecil diantara sel-sel lain.
3. Jaringan
epidermis
Jaringan
epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan
epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun.
Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan
rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di
dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat
di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak
mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis
berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi transpirasi),
kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature dan hilangnya
zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari
satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada daun membelah
dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunanya
membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen
pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak
terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada
berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Menurut
Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan lapisan
sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata epidermis berasal
dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit).
Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan
melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama
jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering
kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ
yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami
modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina.
Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen
perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme
patogenik.
Pada
permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk
lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi
dan daun pisang; ada yang berbulu halus
misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan
modifikasi epidermis yang berfungsi untuk
pertukarangas. Jaringan epidermis batang ada yang membentuk
lapisan tebal (lapisan kutikula) atau membentuk rambut (trikoma)
sebagai alat perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang
menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam
mineral.
Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan
susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Dinding sel jaringan epidermis
bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan , sedangkan
dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan
lain dinding selnya tetap tipis.
Mengalami
modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut),
spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik
(sel silika).
4.
Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut
pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas
pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari
dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
a. Xilem
Pada
dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe
sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat
mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim
yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme.
Pada
awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium.
Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini
setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder
sebagai hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem
sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya,
tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya.
Bila xilem
primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan perkembangan dan
struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan xilem yang
dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam
struktur jaringan pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem
batang letaknya paling dekat dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch)
sedang di akar letaknya di sebelah luar metaxilem (disebut xilem exarch)
Jaringan Xilem terdapat pada
bagian kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
·
Trakeid dan Trakea
Telah
menjadi anggapan umum bahwa trakeid merupakan unsur xilem yang lebih primitif
dibanding trakea karena tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan
Spermatophyta fosil hanya mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari
trakeid. Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding
sekunder terdiri dari lignin dan tidak mengandung kloroplas. Perbedaan pokok
antara keduanya adalah bahwa pada trakeid tidak terdapat perforasi
(lubang-lubang) sedangkan pada trakea ujung-ujungnya penuh lubang-lubang.
Transpor air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang satu
dengan sel lain secara bebas lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa
itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea
tersusun sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung)
dan perforasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya
hilang sehingga membentuk pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini, dinding
yang tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan sekunder. Bentuk penebalan
tersebut dapat seperti cincin, spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu
dapat dijumpai pada tumbuhan yang sama
·
Serabut Xilem
Serabut ini
strukturnya serupa serabut sklerenkim meskipun asalnya dari trakeid yang
berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana.
Serabut dan trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya sel
serabut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk di
antara sel-sel sewaktu memanjang. Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem
yang unsurnya terdiri dari trakeid dan trakea, sedang xilem yang hanya terdiri
dari trakeid, serabut itu tidak jelas adanya.
·
Parenkim Xilem
Seperti
halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik
pada xilem primer maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal
dari kambium yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga
diperoleh sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ. Sel-sel
parenkim ini mengandung berbagai senyawa umumnya tepung atau lipid, karena
parenkim berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan.
Floem juga
merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang
berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan
sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung
di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi
bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil
ditemukan juga asam amino dan hormon.
Seperti
halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut
floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem
sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan
fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama.
Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada
perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling
beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan
Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut :
·
Pembuluh
Unsur
penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel
tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau
ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua
adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel
memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan
oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.
Sifat khas
unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta
terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu
merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan
dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang
tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah). Lubang-lubang tapisan
itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga
lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar)
bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.
Jumlah
bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi, umumnya yang
besar terdapat di ujung sel.
Dinding sel
unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan
lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya
nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu
serupa sel prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas.
Kemudian inti itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri
kemudian membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan
plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae
pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein.
·
Sel Pengiring
Sel-sel
pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel
parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk
yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua kali secara
memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel
pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh
biasanya tipis, penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel
pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring tidak
dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata
protofloem Dicotyledoneae.
·
Parenkim Floem
Selain
terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel
parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun
lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel
pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu berkas pengangkut.
Seperti
halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk
parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau
jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami
penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini
akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.
·
Serabut Floem
Serabut
floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera
membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya
penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana.
Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim
floem setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.
5. Kambium
Kambium adalah lapisan jaringan meristematik
pada tumbuhan
yang sel-selnya
aktif membelah dan bertanggung
jawab atas pertumbuhan sekunder tumbuhan. Kambium ditemukan pada batang dan akar. Berdasarkan jaringan tetap yang
dibentuknya, dikenal dua kelompok kambium, yaitu kambium gabus (felogen, phellogen) dan kambium pembuluh (vascular cambium).
Kambium hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil
dan gymnospermae.
Kambium
gabus adalah bagian dari korteks.
Aktivitasnya menghasilkan jaringan gabus (felem, phellem atau cork)
ke arah luar. Jaringan gabus berfungsi untuk mengendalikan masuk dan keluarnya
air, mencegah serangan hama,
dan beberapa fungsi mekanik lainnya. Ke arah dalam, kambium gabus pada beberapa
spesies tumbuhan menghasilkan lapisan kulit bergabus yang disebut feloderm (phelloderm).
Kambium
pembuluh atau vaskular adalah bagian yang biasa disebut orang kambium saja.
Kambium biasanya membatasi bagian pepagan
(kulit kayu) dari kolom kayu
pada batang pohon.
Ke dalam, kambium akan membentuk pembuluh kayu
(xilem) dan ke luar kambium membentuk pembuluh tapis
(floem, phloem).
6.
Struktur sekresi
Sekresi
terjadi pada semua sel tumbuhan atau pada jaringan tertentu kebanyakan
tumbuhan. Pada tumbuhan, dibedakan 3 macam istilah sekresi yaitu eksresi,
sekresi dan rekresi.
Jadi,
sekresi meliputi pemindahan bahan dari dalam sel, apakah dari permukaan tubuh
tanaman, atau kearah dalam, serta menimbun bahan-bahan sekresi pada
tempat-tempat tertentu di dalam sel atau jaringan.
·
Struktur sekretori eksternal
1.
Rambut kelenjar dan kelenjar
Sekreretori
eksternal mempunyai struktur, bentuk serta ukuran
yang bermacam-macam, merupakan derivat epidermis dan lapisan subepidermal.
Misalnya rambut kelenjar dan kelenjar. Rambut kelenjar mempunyai kepala yang
mengeluarkan sekresi, dan terdiri atas satu atau banyak sel, sedang tangkai
terdiri dari sel-sel yang bukan kelenjar. Rambut kelenjar dapat mengeluarkan
sekresi yang berupa :
ü Minyak, misalnya pada Mentha.
Minyak ini berbentuk tetes-tetes kecil
ü Lendir, misalnya pada tumbuhan insektivor. Pada tumbuhan
ini lendir berupa mukopolisakarida, dan berfungsi untuk menjerat serangga.
ü Garam, misalnya pada Atriplex.
Ion disekresikan ke dalam yang besar yang
terdapat pada sel kepala. Apabila rmbut kelenjar mengkerut dan mengalami
degenerasi, garam mengendap pada permukaan epidermis. Pada jenis lain garam
langsung disekresikan keluar.
2. Nektaria (Kelenjar madu)
Nektar adalah cairan yang mengandung gula. Terdapat pada
bunga dan pada bagian vegetatif (ekstrafloral). Jaringan sekretori ini letaknya
bermacam-macam. Nektaria floral terdapat pada daun kelopak, daun mahkota bunga,
pada benangsari, pada ovarium atau pada dasar bunga. Nektaria ekstrafloral
terdapat pada batang, daun, stipula atau tangkai bunga.
Sel sekretori pada nektaria mempunyai sitoplasma yang
padat dan vakuola kecil, sering mengandung tanin. Mitokondria mempunyai banyak
ristae, ini menunjukkan bahwa sel aktif mengadakan pernafasan.
3. Hidatoda
Hidatoda merupakan struktur pelengkap pada daun berfungsi
mengeluarkan air dari dalam kepermukaan daun. Proses ini dinamakan gutasi.
Hidatoda merupakan modifikasi dari bagian-bagian daun, terletak pada helaian
daun atau pada ujungnya, dimana air dari xilem ditinggalkan, untuk mencapai
permukaan daun.
·
Struktur sekresi internal
1. Sel sekretori
Sel sekretori internal mempunyai kandungan yang
bermacam-macam. Sel-sel sekretori sering tampak sebagai sel yang khusus.
Sel-sel ini dinamakan idioblas. Sel-sel sekretori mungkin memanjang, dan
panjangnya khusus, dinamakan kantong (sakus) atau buluh.
Sel sekretori mengandung substansi minyak, beberapa suku
dari dikotil mengandung resin, dan yang lain mengandung lendir.
Pada kebanyakan sel sekretori, tanin merupakan substansi
ergastik yang paling umum. Tanin sering berhubungan dengan ikatan pembuluh.
2. Ruang dan saluran sekretoris
Ruang dan saluran sekretoris berbeda dengan sel sekretori
karena dengan ruang atau saluran tersebut dihasilkan dengan beberapa cara :
a. Secara lisigen, yaitu ruang antar sel yang terjadi karena
lisisnya dinding sel.
b. Secara sizogen, ruang yang terjadi karena menjauhnya sel
yang satu dengan sel yang lain.
c. Secara sizolisigen, ruang yang terjadi merupakan gabungan
tipe lisigen dan sizogen. Sel saling menjauh, kemudian dinding mengalami lisis.
BAB
III
PENUTUP
A . Kesimpulan
1.
Jaringan pada tumbuhan terdiri atas
jaringan meristem dan permanen.
2. Jaringan
meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional ; artinya
mampu membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Ciri-ciri sel meristem
adalah berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, inti besar, dan plastida
belum matang. Jaringan Meristem disebut juga jaringan muda.
3. Berdasarkan
letaknya dalam tumbuhan, ada tiga macam meristem, yaitu : meristem apikal,
lateral, dan interkalar. Sedangkan, dilihat dari asal terbentuknya, meristem
dibedakan menjadi : promeristem, meristem primer dan meristem sekunder.
4.
Jaringan Dewasa adalah jaringan yang
sudah mengalami diferensiasi.
5.
Jaringan dewasa terdiri dari : Jaringan Pelindung (Epidermis), Jaringan
Dasar (Parenkim), Jaringan Penyokong (Penguat), Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
yaitu xilem dan floem.
6.
Struktur Sekresi eksternal yaitu rambut
kelenjar dan klelnjar, nektaria (kelenjar madu), dan hidatoda. Struktur sekresi
internal yaitu sel sekretori, ruang, dan saluran sekretoris.
B . Saran
Sebaiknya
carilah refrensi yang memadahi untuk membuat sebuah karya ilmiah/makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.Google.com
Sumardi,
Issirep dan Pudjoarianto , Agus. 1992. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan . Universitas
Gadjah Mada.Yogyakarta